”Dia
adalah salah satu ilmuwan terbesar dalam seluruh sejarah manusia.” Begitulah AI
Sabra menjuluki Al-Biruni — ilmuwan Muslim serba bisa dari abad ke-10 M. Bapak
Sejarah Sains Barat, George Sarton pun begitu mengagumi kiprah dan pencapaian
Al-Biruni dalam beragam disiplin ilmu. ”Semua pasti sepakat bahwa Al-Biruni
adalah salah seorang ilmuwan yang sangat hebat sepanjang zaman,” cetus Sarton.
Bukan
tanpa alasan bila Sarton dan Sabra mendapuknya sebagai seorang ilmuwan yang
agung. Sejatinya, Al-Biruni memang seorang saintis yang sangat fenomenal.
Sejarah mencatat, Al-Biruni sebagai sarjana Muslim pertama yang mengkaji dan
mempelajari tentang seluk beluk India dan tradisi Brahminical. Dia sangat
intens mempelajari bahasa, teks, sejarah, dan kebudayaan India.
Kerja
keras dan keseriusannya dalam mengkaji dan mengeksplorasi beragam aspek tentang
India, Al-Biruni pun dinobatkan sebagai ‘Bapak Indologi’ — studi tentang India.
Tak cuma itu, ilmuwan dari Khawarizm, Persia itu juga dinobatkan sebagai ‘Bapak
Geodesi’. Di era keemasan Islam, Al-Biruni ternyata telah meletakkan
dasar-dasar satu cabang keilmuan tertua yang berhubungan dengan lingkungan
fisik bumi.
Selain
itu, Al-Biruni juga dinobatkan sebagai ‘antropolog pertama’ di seantero jagad.
Sebagai ilmuwan yang menguasai beragam ilmu, Al-Biruni juga menjadi pelopor
dalam berbagai metode pengembangan sains. Sejarah sains mencatat, ilmuwan yang
hidup di era kekuasaan Dinasti Samanid itu merupakan salah satu pelopor merote
saintifik eksperimental.
Dialah
ilmuwan yang bertanggung jawab untuk memperkenalkan metode eksperimental dalam
ilmu mekanik. Al-Biruni juga tercatat sebagai seorang perintis psikologi
eksperimental. Dia juga merupakan saintis pertama yang mengelaborasi eksperimen
yang berhubungan dengan fenomena astronomi. Sumbangan yang dicurahkannya untuk
pengembangan ilmu pengetahuan sungguh tak ternilai.
Al-Biruni
pun tak hanya menguasai beragam ilmu seperti; fisika, antropologi, psikologi,
kimia, astrologi, sejarah, geografi, geodesi, matematika, farmasi, kedokteran,
serta filsafat. Dia juga turun memberikan kontrbusi yang begitu besar bagi
setiap ilmu yang dikuasainya itu. Dia juga mengamalkan ilmu yang dikuasainya
dengan menjadi seorang guru yang sangat dikagumi para muridnya.
Ilmuwan
kondang itu bernama lengkap Abu Rayhan Muhammed Ibnu Ahmad Al-Biruni. Dia
terlahir menjelang terbit fajar pada 4 September 973 M di kota Kath – sekarang
adalah kota Khiva – di sekitar wilayah aliran Sungai Oxus, Khwarizm
(Uzbekistan). Sejarah masa kecilnya tak terlalu banyak diketahui. Dalam
biografinya, Al-Biruni mengaku sama sekali tak mengenal ayahnya, hanya sedikit
mengenal tentang kakeknya.
Selain
menguasai beragam ilmu pengetahuan, Al-Biruni juga fasih sederet bahasa seperti
Arab, Turki, Persia, Sansekerta, Yahudi, dan Suriah. Al-Biruni muda menimba
ilmu matematika dan Astronomi dari Abu Nasir Mansur. Menginjak usia yang ke-20
tahun, Al-Biruni telah menulis beberapa karya di bidang sains. Dia juga kerap
bertukar pikiran dan pengalaman dengan Ibnu Sina – ilmuwan besar Muslim lainnya
yang begitu berpengaruh di Eropa.
Al-Biruni
tumbuh dewasa dalam situasi politik yang kurang menentu. Ketika berusia 20
tahun, Dinasti Khwarizmi digulingkan oleh Emir Ma’mun Ibnu Muhammad, dari
Gurganj. Saat itu, Al-Biruni meminta perlindungan dan mengungsi di Istana
Sultan Nuh Ibnu Mansur. Pada tahun 998 M, Sultan dan Al-Biruni pergi ke Gurgan di
Laut Kaspia. Dia tinggal di wilayah itu selama beberapa tahun.
Selama
tinggal di Gurgan, Al-Biruni telah menyelesaikan salah satu karyanya yakni
menulis buku berjudul The Chronology of Ancient Nations. Sekitar 11 tahun
kemudian, Al-Biruni kembali ke Khwarizmi. Sekembalinya dari Gurgan dia
menduduki jabatan yang terhormat sebagai penasehat sekaligus pejabat istana
bagi penggati Emir Ma’mun. Pada tahun 1017 M, situasi politik kembali bergolak
menyusul kematian anak kedua Emir Ma’mun akibat pemberontakan.
Khwarizmi
pun diinvasi oleh Mahmud Ghazna pada tahun 1017 M. Mahmud lalu membawa para
pejabat Istana Khwarizmi untuk memperkuat kerjaannya yang bermarkas di Ghazna,
Afghanistan. AL-Biruni merupakan salah seorang ilmuwan dan pejabat istana yang
ikut diboyong. Selain itu, ilmuwan lainnya yang dibawa Mahmud ke Ghazna adalah
matematikus, Ibnu Iraq, dan seorang dokter, Ibnu Khammar.
Untuk
meningkatkan prestise istana yang dipimpinnya, Mahmud sengaja menarik para
sarjana dan ilmuwan ke Istana Ghazna. Mahmud pun melakukan beragam cara untuk
mendatangkan para ilmuwan ke wilayah kekuasaannya. Ibnu Sina juga sempat
menerima undangan bernada ancaman dari Mahmud agar datang dan mengembangkan
pengetahuan yang dimilikinya di istana Ghazna.
Meski
Mahmud terkesan memaksa, namun Al-Biruni menikmati keberadaannya di Ghazna. Di
istana itu, dia dihormati dan dengan leluasa bisa mengembangkan pengetahuan
yang dikuasainya. Salah satu tugas Al-Biruni adalah menjadi astrolog isatana
bagi Mahmud dan penggantinya.
Pada
tahun 1017 M hingga 1030 M, Al-Biruni mendapat kesempatan untuk melancong ke
India. Selama 13 tahun, sang ilmuwan Muslim itu mengkaji tentang seluk beluk
India hingga melahirkan apa yang disebut indologi atau studi tentang India. Di
negeri Hindustan itu, Al-Biruni mengumpulkan beragam bahan bagi penelitian
monumental yang dilakukannya. Dia mengorek dan menghimpun sejarah, kebiasaan,
keyakian atau kepecayaan yang dianut masyarakat di sub-benua India.
Selama
hidupnya, dia juga menghasilkan karya besar dalam bidang astronomi lewat Masudic
Canon yang didedikasikan kepada putera Mahmud bernama Ma’sud. Atas
karyanya itu, Ma’sud menghadiahkan seekor gajah yang bermuatan penuh dengan
perak. Namun, Al-Biruni mengembalikan hadiah yang diterimanya itu ke kas
negara.
Sebagai
bentuk penghargaan, Ma’sud juga menjamin Al-Biruni dengan uang pensiun yang
bisa membuatnya tenang beristirahat serta terus mengembangkan ilmu pengetahuan.
Dia juga berhasil menulis buku astrologi berjudul The Elements of
Astrology. Selain itu, sang ilmuwan itu pun menulis sederet karya dalam bidang
kedokteran, geografi, serta fisika. Al-Biruni wafat di usia 75 tahun tepatnya
pada 13 Desember 1048 M di kota Ghazna. Untuk tetap mengenang jasanya, para
astronom mengabadikan nama Al-Biruni di kawah bulan.
Sumbangan
Sang Ilmuwan
*
Astronomi
”Dia
telah menulis risalah tentang astrolabe serta memformulasi tabel astronomi
untuk Sultan Ma’sud,”papar Will Durant tentang kontribusi Al-Biruni dalam
bidang astronomi. Selain itu, Al-Biruni juga telah berjasa menuliskan risalah
tentangplanisphere dan armillary sphere. Al-Biruni juga
menegaskan bahwa bumi itu itu berbentuk bulat.
Al-Biruni tercatat sebagai astronom yang melakukan percobaan yang berhubungan dengan penomena astronomi. Dia menduga bahwa Galaksi Milky Way (Bima Sakti) sebagai kupulan sejumlah bintang. Pada 1031 M, dia merampungkan ensiklopedia astronomi yang sangat panjang berjudul Kitab Al-Qanun Al Mas’udi.
Al-Biruni tercatat sebagai astronom yang melakukan percobaan yang berhubungan dengan penomena astronomi. Dia menduga bahwa Galaksi Milky Way (Bima Sakti) sebagai kupulan sejumlah bintang. Pada 1031 M, dia merampungkan ensiklopedia astronomi yang sangat panjang berjudul Kitab Al-Qanun Al Mas’udi.
*
Astrologi
Dia merupakan ilmuwan yang pertama kali membedakan istilah astronomi dengan astrologi. Hal itu dilakukannya pada abad ke-11 M. Dia juga menghasilkan beberapa karya yang penting dalam bidang astrologi.
Dia merupakan ilmuwan yang pertama kali membedakan istilah astronomi dengan astrologi. Hal itu dilakukannya pada abad ke-11 M. Dia juga menghasilkan beberapa karya yang penting dalam bidang astrologi.
*Ilmu
Bumi
Al-Biruni juga menghasilkan sejumlah sumbangan bagi pengembangan Ilmu Bumi. Atas perannya itulah dia dinobatkan sebagai ‘Bapak Geodesi’. Dia juga memberi kontribusi signifikan dalam kartografi, geografi, geologi, serta mineralogi.
Al-Biruni juga menghasilkan sejumlah sumbangan bagi pengembangan Ilmu Bumi. Atas perannya itulah dia dinobatkan sebagai ‘Bapak Geodesi’. Dia juga memberi kontribusi signifikan dalam kartografi, geografi, geologi, serta mineralogi.
*Kartografi
Kartografi adalah ilmu tentang membuat peta atau globe. Pada usia 22 tahun, Al-Biruni telah menulis karya penting dalam kartografi, yakni sebuah studi tentang proyeksi pembuatan peta.
Kartografi adalah ilmu tentang membuat peta atau globe. Pada usia 22 tahun, Al-Biruni telah menulis karya penting dalam kartografi, yakni sebuah studi tentang proyeksi pembuatan peta.
*
Geodesi dan Geografi
Pada usia 17 tahun, Al-Biruni sudah mampu menghitung garis lintang Kath Khawarzmi dengan menggunakan ketinggian matahari. ”Kontribusi penting dalam geodesi dan geografi telah dibuat disumbangkan Al-Biruni. Dia telah memperkenalkan teknik mengukur bumi dan jaraknya menggunakan triangulasi,” papar John J O’Connor dan Edmund F Robertson dalam MacTutor History of Mathematics.
Pada usia 17 tahun, Al-Biruni sudah mampu menghitung garis lintang Kath Khawarzmi dengan menggunakan ketinggian matahari. ”Kontribusi penting dalam geodesi dan geografi telah dibuat disumbangkan Al-Biruni. Dia telah memperkenalkan teknik mengukur bumi dan jaraknya menggunakan triangulasi,” papar John J O’Connor dan Edmund F Robertson dalam MacTutor History of Mathematics.
*
Geologi
Al-Biruni juga telah menghasilkan karya dalam bidang geologi. Salah satunya, dia menulis tentang geologi India.
Al-Biruni juga telah menghasilkan karya dalam bidang geologi. Salah satunya, dia menulis tentang geologi India.
*
Mineralogi
Dalam kitabnya berjudul Kitab al-Jawahir atau Book of Precious Stones, Al-Biruni menjelaskan beragam mineral. Dia mengklasifikasi setiap mineral berdasarkan warna, bau, kekerasan, kepadatan, serta beratnya.
Dalam kitabnya berjudul Kitab al-Jawahir atau Book of Precious Stones, Al-Biruni menjelaskan beragam mineral. Dia mengklasifikasi setiap mineral berdasarkan warna, bau, kekerasan, kepadatan, serta beratnya.
* Metode
Sains
Al-Biruni juga berperan dalam memperkenalkan metode saintifik dalam setiap bidang yang dipelajarinya. Salah satu contohnya, dalam Kitab al-Jamahir dia tergolong ilmuwan yang sangat eksperimental.
Al-Biruni juga berperan dalam memperkenalkan metode saintifik dalam setiap bidang yang dipelajarinya. Salah satu contohnya, dalam Kitab al-Jamahir dia tergolong ilmuwan yang sangat eksperimental.
* Optik
Dalam bidang optik, Al-Biruni termasuk ilmuwan yang pertama bersama Ibnu Al-Haitham yang mengkaji dan mempelajari ilmu optik. Dialah yang pertama menemukan bahwa kecepatan cahaya lebih cepat dari kecepatan suara.
Dalam bidang optik, Al-Biruni termasuk ilmuwan yang pertama bersama Ibnu Al-Haitham yang mengkaji dan mempelajari ilmu optik. Dialah yang pertama menemukan bahwa kecepatan cahaya lebih cepat dari kecepatan suara.
*
Antropologi
Dalam ilmu sosial, Biruni didapuk sebagai antropolog pertama di dunia. Ia menulis secara detail studi komparatif terkait antropologi manusia, agama, dan budaya di Timur Tengah, Mediterania, serta Asia Selatan. Dia dipuji sejumlah ilmuwan karena telah mengembangkan antropologi Islam. Dia juga mengembangkan metodelogi yang canggih dalam studi antropologi.
Dalam ilmu sosial, Biruni didapuk sebagai antropolog pertama di dunia. Ia menulis secara detail studi komparatif terkait antropologi manusia, agama, dan budaya di Timur Tengah, Mediterania, serta Asia Selatan. Dia dipuji sejumlah ilmuwan karena telah mengembangkan antropologi Islam. Dia juga mengembangkan metodelogi yang canggih dalam studi antropologi.
*
Psikologi Eksperimental
Al Biruni tercatat sebagai pelopor psikologi eksperimental lewat penemuan konsep reaksi waktu.
Al Biruni tercatat sebagai pelopor psikologi eksperimental lewat penemuan konsep reaksi waktu.
*
Sejarah
Pada usia 27 tahun, dia menulis buku sejarah yang diberi judul Chronology. Sayangnya buku itu kini telah hilang. Dalam kitab yang ditulisnya Kitab fi Tahqiq ma li’l-Hind atau Penelitian tentang India, Al-Biruni telah membedakan antara menode saintifik dengan metode historis.
Pada usia 27 tahun, dia menulis buku sejarah yang diberi judul Chronology. Sayangnya buku itu kini telah hilang. Dalam kitab yang ditulisnya Kitab fi Tahqiq ma li’l-Hind atau Penelitian tentang India, Al-Biruni telah membedakan antara menode saintifik dengan metode historis.
*
Indologi
Dia adalah ilmuwan pertama yang mengkaji secara khusus tentang India hingga melahirkan indologi atau studi tentang India.
Dia adalah ilmuwan pertama yang mengkaji secara khusus tentang India hingga melahirkan indologi atau studi tentang India.
*Matematika
Dia
memberikan sumbangan yang signifikan bagi pengembangan matematika, khususnya
dalam bidang teori dan praktik aritmatika, bilangan irasional, teori rasio,
geometri dan lainnya. (heri ruslan–republika).
Al-Biruni
adalah peletak dasar-dasar trigonometri modern. Dia seorang filsuf, ahli
geografi, astronom, ahli fisika, dan pakar matematika. Enam ratus tahun sebelum
Galgeo, Al-Biruni telah membahas teori-teori perputaran (rotasi) bumi pada
porosnya. Al-Biruni juga memperkenalkan pengukuran-pengujuran geodesi dan
menentukan keliling bumi dengan cara yeng lebih akurat. Dengan bantuan
matematika, dia dapat menentukan arah kiblat dari berbagai macam tempat di
dunia.
0 komentar:
Posting Komentar