SUDOKU
1. Nomor yang disertakan dalam soal
tidak boleh lebih dari 32 buah.
2. Soal harus simetris.
Tahun 2004, permainan ini mulai
dikenalkan di Inggris, dan diterbitkan pertama kali di The Times, 12
November 2004, tetap menggunakan nama Sudoku. Sejak saat itu permainan Sudoku
menjadi mendunia dan menjadi booming di mana-mana. Sayang sekali, Howard Grans
sebagai penemunya tidak sempat melihat populernya permainan ini, karena ia
sudah meninggal sejak tahun 1989. (Wikipedia)
Lebih lengkapnya perhatikan sejarah
sudoku dibawah ini, meskipun ada beberapa versi sejarah sudoku, kali ini akan
saya sajikan sejarah sudoku dari beberapa sumber yang menurut saya paling
valid.
Nikoli, sebuah penerbit di Jepang,
menyatakan Sudoku sebenarnya penyederhanaan kalimat bahasa Jepang "Suuji
wa dokushin ni kagiru," yang berarti "terbatas hanya angka
tunggal", sedangkan SU berarti angka dan DOKU berarti tunggal.
Nikoli pertama kali melihatnya di
majalah Amerika, Dell Puzzle Magazines, sebutannya "Number
Place". Puzzle Number Place ini hasil karya seorang arsitek, Howard Garns,
di tahun 1979, terinspirasi oleh "Latin Square", sebuah konsep
matematika temuan Leonard Eulers, warga Swiss pada tahun 1783.
Sejak 1984 Nikoli menerbitkan Sudoku.
Tidak ada sambutan berarti. Dua tahun kemudian aturannya diubah lebih menantang:
Susunan angka harus memiliki pola-pola simetris. Dan sudoku pun menjadi hit.
Total sirkulasi lima majalah Sudoku di Jepang mencapai 600.000 setiap bulan.
Kemudian pada 1997, seorang warga Inggris, pensiunan hakim Hongkong, Wayne
Gould , membeli buku-buku Sudoku di Tokyo. Disusunnya sebuah program untuk
mengeluarkan soal-soal sudoku secara instan. Dan berhasil diselesaikannya pada
tahun 2003.
Dua puluh tahun sejak istilah Sudoku lahir di Jepang, 25 tahun setelah
permainan Number Place lahir di Amerika, Wayne Gould berhasil membujuk koran
Inggris The Times, untuk memuatnya sekitar November 2004. Tiga hari
kemudian, The Daily Mailmengikuti jejak rekannya.
Sudoku mulai mewabah di Inggris. The Telegraph mencoba menyajikan
sudoku produknya sendiri di awal tahun 2005, produsernya sampai kewalahan
menerima 60.000 email karena sudoku yang disajikan ternyata mempunyai solusi
lebih dari satu.
Lalu "sudoku craze" pun menjalar ke segala penjuru dunia, 222 tahun
setelah "Latin Square". Wayne Gould, sendirian saja menyuplai ke 140
surat kabar dunia. Belum lagi master-master sudoku lain yang terus bermunculan.
Koran-koran Inggris: Daily
Mail, Telegraph, Times, Guardian, dan Independent,
masing-masing menerbitkan kumpulan soal-soal sudoku dalam beberapa seri buku.
Di Amerika Serikat buku-buku Sudoku masuk "top ten best seller". Di
amazon.com, toko buku online terbesar, ada 314 judul buku Sudoku.
Hanya di Inggris, dua juta buku sudoku terjual dalam kurun waktu kurang dari
setahun (Reuters, 22 Oktober 2005).
Internet pun semakin ramai.
Situs-situs baru bermunculan, menyajikan soal sudoku maupun informasi lain,
baik sejarah, cara-cara penyelesaian, bahkan software untuk komputer maupun
handphone. Jika tahun 2005 kita ketikkan "sudoku" di Yahoo atau
Google, hasil pencarian yang diberikan hanya puluhan. Pada tanggal 11 April
2006, Yahoo merespons hampir 36 juta, sedang Google memberi hasil pencarian
lebih dari 93 juta untuk sudoku. Dan sekarang tentunya masih terus bertambah.
Ini fenomena tersendiri. Bukan
computer game dengan tampilan grafis memikat. Hanya sebuah puzzle sederhana.
Dalam kurun satu tahun bisa merambah seluruh benua, di sukai tua muda. Hampir
semua koran nasional di setiap negara menyajikan Sudoku. Ada yang menganggapnya
sebagai Rubik's Cube abad 21, mengacu pada popularitas permainan asal Rusia
pada 1980-an.
Daya tarik Sudoku adalah kesederhanaannya. Pemain hanya mengisi setiap sel
dengan angka 1 sampai 9 tanpa tertulis dua kali dalam lajur-lajur dan kotak
yang sama. Tidak ada penjumlahan atau hitungan apa pun.
Hanya bersandar pada logika dan
sebab-akibat. Ada yang menghitung untuk sudoku ukuran 9 x 9, variasi dengan
satu solusi berjumlah 6.670.903.752.021.072.936.960. Bagaimana melafalkannya?
Andai solusinya disusun secara simetris, diperoleh 5.472.730.538 variasi. Luar
biasa!
Dari berbagai sumber diperoleh data penyebaran awal sudoku khusus di Asia
dimulai di Hindustan Times (India - Mei 2005), The
Star (Malaysia - Juni 2005), Apple Daily (Hongkong - Agustus
2005), Sport Hankook (Korea Selatan - September 2005), News Paper (Singapura
- Oktober 2005).
Di Indonesia?
Kompas, 24 Oktober 2005 mengabarkan
Wayne Gould menebar wabah Sudoku, Intisari edisi Januari 2006 menulis
sudoku, kotak ajaib yang mewabah namun Indonesia tak juga terjangkiti. Pada
tanggal 27 Pebruari 2006, di Sudoku Players' Forum, Punky —mengenal sudoku saat
tinggal di Australia— mengeluh tidak menemukan satu pun media cetak Indonesia
yang memuat Sudoku. Dan muncul pertanyaan pengelola forum :
Why would they not want Sudoku?!
Jawabannya mungkin karena tidak ada
yang menawarkan. Para pemain Sudoku Indonesia masih di bawah permukaan,
mengandalkan internet dan mencetak sendiri lewat komputer untuk di perjalanan.
Belum ada media cetak yang memberi soal-soal sudoku. Belum terdengar ada lomba
sudoku.
Buku? Kalau tidak salah di Gramedia
banyak buku impor.(sudokuindonesia.blogspot.com)
Mungkin masih ada beberapa dari kita
yang belum menyadari betul arti sebuah permainan dalam kehidupan kita. Padahal
kemampuan belajar seorang manusia akan tergali maksimal di saat dia bermain
atau melakukan sesuatu yang menyenangkan bagi-nya, terutama bagi anak-anak atau
remaja yang sedang beranjak dewasa. Karena saat-saat itulah mereka mengalami
perubahan (kemajuan) yang paling signifikan dalam hidupnya.
Oleh sebab itu, perlu kiranya kita mengontrol apa yang kita mainkan, apa yang
kita sukai dan apa yang kita butuhkan. Di sini, saya ingin mengatakan SUDOKU
bukanlah hanya permainan untuk anak-anak, tetapi juga untuk orang tua atau
orang dewasa, karena permainan ini jauh lebih positif daripada permainan yang
sudah kita gemari sejak kita kecil.
Sudoku lebih menekankan pada permainan logika, maka dibutuhkan logika yang
tepat untuk menyelesaikannya (tentunya tiap level kesulitannya, juga
membutuhkan tingkat logika yang berbeda).
Dari sini, kita melatih otak kiri kita yang bekerja secara sistematis. Bukan
hanya berhenti di situ, dengan bertambahnya level kesulitannya. Kita juga
dituntut kreatif mencari solusi penyelesaian materi. Dari sisi ini, kita
dilatih juga otak kanan yang bekerja secara kreatif (sudokuguru.blogspot.com)
Permainan sudoku disamping untuk mengisi waktu luang juga bermanfaat dalam
mengembangkan otak kita. Salah satu manfaat dari permainan Sudoku ini
diharapkan anda dapat mengembangkan cara berpikir dan nalar yang benar sesuai
dengan logika. Dasar untuk berpikir dan menalar yang baik perlu juga
menjalankan prinsip analisis, disini sudoku juga melatih kita untuk mempertajam
anilisis dalam menyelesaikan suatu masalah. Dengan demikian mempelajari sudoku
diharapkan kita mampu untuk mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis
dan pertimbangan – pertimbangan fungsional.
Lebih jelasnya perhatikan MANFAAT
SUDOKU dibawah ini, setelah anda mempelajari dan memiliki keahlian Sudoku
diharapkan anda akan dapat :
1. Mengembangkan cara berpikir dan
nalar yang benar sesuai dengan logika.
2. Mempertajam anilisis kita dalam
menyelesaikan suatu masalah
3.Mengambil keputusan yang tepat
berdasarkan analisis dan pertimbangan- pertimbangan fungsional
4. Mengembangkan pola berfikir
interdisipliner dalam menghadapi masalah
5. Mengenal dan memehami proses –
proses pengembangan konsep sudoku
6. Melatih ketajaman, ketelitian dan
kesabaran dalam menyelesaikan masalah
7. Mengembangkan sikap mandiri dan cepat
tanggap dalam menghadapi masalah berdasarkan logika yang benar
8. Meningkatkan wawasan, kemampuan dan
profesionalisme di berbagai bidang yang membutuhkan logika, penalaran dan
analisis
9. Mengembangkan diri secara mandiri
sehingga dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan secara global
10.Melatih otak kiri kita yang bekerja
secara sistematis
11.Melatih otak kanan kita yang
bekerja secara kreatif
12.Untuk mengisi waktu luang dan
sebagai sarana hiburan ataupun hobi yang bermanfaat dalam mempertajam
otak. (Rihan Musadik)
0 komentar:
Posting Komentar